Thursday, May 11, 2006

One step closer...

Fiuuhhh akhirnya saya seminar juga. Selesai sudah satu tingkatan dalam menyelesaikan TA. Sekarang yang harus dilakukan adalah coding, the fun part :p. Actually, kalo saya tidak ikut lomba Imagine Cup yakin deh bisa lulus juli ini. Tapi, impian saya kan tidak hanya lulus kuliah saja. Jalan-jalan ke luar negeri juga salah satu impian dan imagine cup ini peluang terbesar saya untuk bisa jalan-jalan ke luar negeri. Ke India bough. Keep optimistic meski pun tim kami merupakan tim under dog karena tampaknya pihak microsoft Indonesia punya jagoan lain, huhu. Bagaimana pun, pertempuran belum dimulai dan tidak ada dalam kamusku kalah sebelum berperang. Semangat 45 deh, maju terus pantang mundur. Ayo ganteng, kamu bisa!!

Pernikahan itu kehidupan yang kompleks yah. Baru saja tadi di tengah gerimis hujan, terjadi peristiwa yang semakin menegaskan saya untuk tidak menikah muda. Sambil nunggu hujan reda saya memutuskan makan sate kambing di jalan buah batu. Ketika sedang asyik-asyik melamun dan menunggu hidangan sate kambing satu porsi tiba-tiba terdengar kata-kata kasar yang keras sekali diteriakkan. Suara seorang wanita. Ternyata wanita itu sedang bertengkar dengan suaminya. Mereka bersahut-sahutan, bergantian mengeluarkan makian demi makian. Hal yang paling mengerikan adalah mereka melakukan ini di depan kedua anaknya. Kedua anaknya laki-laki. Anak yang lebih tua berusia sekitar 10 tahunan sedangkan adiknya sekitar 7 tahunan. Sang suami dan ayah bertengger dengan gagah di atas motornya sementara kedua anaknya dibonceng. Wajah-wajah ketakutan terpancar jelas sekali dari kedua anak itu. Sementara ibunya, berdiri di bawah guyuran gerimis, sedikit bersembunyi di deretan becak-becak yang sedang di parkir. Benar-benar sebuah tontonan yang luar biasa. Tukang pisang goreng, emang-emang tukang becak, semua berdecak-decak melihat adegan ini. Kapan lagi disuguhi adegan yang biasanya cuma bisa ditemui di sinetron? Kasihan anaknya harus melihat kedua orang tuanya saling mencaci maki, apalagi di usia mereka yang sangat muda. Saya sangat yakin adegan ini akan menancap cukup dalam di ingatan kedua anak itu. Tapi akhirnya tontonan gratis ini pun berakhir. Diawali dengan ancaman sang suami agar sang istri mau ikut pulang. Sang istri berteriak dengan nyaring "Tidak sudi aku ikut pulang denganmu!!". Ancaman sang suami dilakukan berulang-ulang, lagi dan lagi. Entah karena bosan atau malu akhirnya sang istri mengikuti keinginan suaminya. Keluarga kecil tak bahagia ini pun lalu berlalu dari pandangan saya. Mereka berempat pergi dengan menaiki motor bebek hitam yang lecet di sana sini. Tak heran, mungkin karena motor itu selalu dimuati empat penumpang.

So, nikah itu bukan keputusan mudah. Sekali ambil jadi. Cinta saja tidak cukup. Harus ada kedewasaan karena jika saya gagal memimpin keluarga maka yang menderita tidak hanya saya. Setidak-tidaknya istri saya dan kemudian anak-anak saya. Benar-benar tanggung jawab yang besar.

Anyways.. Kalo saya menikah nanti saya berdoa semoga Tuhan memberikan saya keluarga yang harmonis. Tidak harus sempurna, tapi yang penting bahagia. :D

3 comments:

sandra said...

hehe, ikhsan ngomong nya dah beda skr ;))
tp klo menikah muda dan jg bahagia.. ga salah kan :p

[lg jln2,trus ninggalin jejak :D]

arya said...

terus inget san, nikah tuh sama lawan jenis. Gw dah ingetin berkali2....

adhyganjar said...

ikhsan udah mau nikah lagi?
mau sama arya atao doni?
silvi itu hanya kedokmu biar gak dibilang ho*o, bukan betul begitu?