Saturday, August 18, 2007

Programmer Personality Type

I browsed Habib's Blog (IF2000) and got this interesting test.

Hmm.. The result explains a lot.

Anyway this is the first time I write in English. I break my sacred rule with doing this though. I always feel that the best thing an Indonesian blogger could do is just to write their blog in Bahasa, a little bit nationalism won't hurt you.

Your programmer personality type is:

DHTB

You're a Doer.
You are very quick at getting tasks done. You believe the outcome is the most important part of a task and the faster you can reach that outcome the better. After all, time is money.


You like coding at a High level.
The world is made up of objects and components, you should create your programs in the same way.


You work best in a Team.
A good group is better than the sum of it's parts. The only thing better than a genius programmer is a cohesive group of genius programmers.


You are a liBeral programmer.
Programming is a complex task and you should use white space and comments as freely as possible to help simplify the task. We're not writing on paper anymore so we can take up as much room as we need.

Tuesday, August 14, 2007

Undercover Economist

Sudah pernah baca Undercover Economist-nya Tim Harford? Nah seperti itulah seharusnya buku ekonomi ditulis. Renyah, kocak, penuh dengan contoh yang bersentuhan dengan kehidupan sehari-hari, intinya, ini adalah the best book ever untuk genre ekonomi yang pernah saya baca, disusul oleh Freakonomics tentu saja. Tapi, in my humble opinion, bahkan Freakonomics sebagai runner up pun kalah jauh dari buku ini.


Saya menjadi tambah suka buku ini ketika hari sabtu lalu nonton Alone di Bitzmegaplex. Ke sana nonton bareng Adhy, pacarnya Indri, dan temannya Cut. Setelah nonton, karena alasan yang sebenarnya tidak jelas (sebenarnya Adhy mau beli barang keperluan FKG, tapi buat saya tentu saja tidak jelas), kami memutuskan untuk pergi ke carrefour. Di sana ternyata ujung-ujungnya hanya menemani Adhy belanja barang-barang, jadi saya hanya mondar-mandir saja ke sana kemari melihat-lihat barang. Salah satu yang menarik adalah ada barang-barang dengan merk Carrefour. Barang-barang ini konon menurut temannya Adhy punya mutu jelek, kemasan jelek, dan tentu saja hanya menang di harga. Contohnya adalah cairan pembersih lantai merk Carrefour, cairannya encer, hampir-hampir seperti air. Sama saja seperti beli aqua :p. Terus kenapa barang-barang jelek dan murahan ini tetap dijual?


Menurut buku Undercover Economist itu hanyalah strategi penjualan, sales gimick. Pemikirannya kurang lebih seperti ini. Di mata para kapitalis - semoga Tuhan memberkati mereka - , konsumen terbagi menjadi dua jenis saja, orang-orang yang price insensitive - mari kita sebut orang-orang ini tambang uang - dan price sensitive, atau si pelit. Banyak strategi yang sudah diterapkan dan makalah yang sudah ditulis agar si pelit dengan suka rela membeli barang yang ditawarkan penjual. Contohnya adalah diferensiasi harga. Secangkir kopi di starbukcks yang dijual dengan berbagai variasi harga adalah salah satu contohnya.


Sebenarnya tantangan yang paling sulit adalah bagaimana menjamin si tambang uang untuk tidak membeli barang-barang yang lebih murah. Contoh untuk pasta gigi, ada sensodyne yang memiliki harga paling tinggi, disusul dengan pepsodent. Si tambang uang, tentu saja mampu membeli sensodyne, tapi tidak ada yang melarang ia membeli pepsodent kan? Nah jika ia membeli pepsodent ini akan merugikan Carrefour, tentu saja, menjual Sensodyne jauh lebih menguntungkan buat Carrefour karena keuntungannya lebih besar. Maka salah satu strateginya adalah dengan membuat produk dengan merk Carrefour. Biasanya disimpan dengan sengaja di deretan sensodyne dan pepsodent, punya desain produk yang lebih jelek, kering dan tidak sedap dipandang mata, dan tentu saja, kualitas odol yang boleh dibilang pas-pasan. Harapannya adalah pada saat si tambang uang melihat ketiga produk ini ia akan mendapatkan pesan bahwa semakin mahal harga produk semakin bagus pula produk tersebut - padahal tentu saja tidak seperti itu -. Nah, jika pun si tambang uang membeli pasta gigi Carrefour, Carrefour akan memastikan bahwa ia akan kecewa dengan kualitas barangnya. Jadi, pada saat ia membeli barang lagi di Carrefour ia tidak akan tanggung-tanggung untuk membeli pasta gigi dengan harga paling mahal.


Ada risikonya tentu saja. Risikonya adalah pembeli yang kecewa dengan Carrefour, toh bagaimanapun juga barang tersebut membawa brand Carrefour ya kan? Tapi saya kira, Carrefour tidak akan kehilangan konsumen bagaimanapun juga. Konsumen datang ke Carrefour untuk membeli barang berbagai macam merk, bukan merk Carrefour. Brand positioning Carrefour bukan di lini produk tapi sebagai tempat membeli produk-produk tersebut.


Nah ini ada lagi contoh strategi untuk memaksimalkan keuntungan dari si tambang uang. Contohnya adalah harga makanan di bioskop. Semua orang sudah maklum kalau harga makanan di bioskop selangit. Kenapa ada yang mau repot-repot beli makanan di bioskop? Maksudnya, saya tahu bahwa harga makanan di bioskop mahal dan jika saya seorang pelit maka saya membeli makan dari luar lalu menyelendupkannya ke dalam bioskop atau malah tidak membeli makanan sama sekali. Dan saya yakin orang-orang seperti saya banyak, lalu bukannya dengan demikian malah akan membuang-buang waktu menjual makanan di bioskop? Tapi sekali lagi, makanan di bioskop memang bukan ditujukan kepada si pelit tapi ke si tambang uang. Menurut buku itu, cara ini adalah untuk mengenali siapa yang tambang uang dan siapa yang pelit. Tambang uang ada di mana-mana, dan tugas kapitalislah dengan segala cara untuk mengenali mereka dan mengeruk duit mereka, heehehe...


Buku ini memang benar-benar membuka mata saya. Gile kan, sekali jalan ke Paris Van Java saja saya sudah menemui banyak contoh dari buku itu yang benar-benar sedang terjadi! Baik itu sales gimick, strategi jualan, pricing, atau akal bulus kapitalis lainnya untuk mengeruk habis duit si tambang uang. (Ck dasar nih, berarti kita sedang dikeruk habis2an, katanya emang sih, kapitalis itu orang yang memutar otak (atau membayar orang lain untuk memutar otak) untuk mengeruk uang kita sampai rupiah terakhir, hmm, cara untuk selamat adalah tentu saja menjadi salah satu dari mereka, hahaha.. LOL).


Sangat menantikan buku sejenis deh.


NB: Salah satu contoh lainnya yang sangat menarik dijelaskan di buku itu adalah bagaimana kita tidak mungkin bisa membeli mobil bekas dengan kualitas bagus. Hehe.. argumentasinya unik. Kapan-kapan saya tulis di sini.