Wednesday, April 04, 2007

- dihapus karena terlalu pribadi - dan tikus

Tulisan pertama setelah tinggal di Jakarta. Kenapa berhenti menulis? Jujur saja, tidak ada waktu. Kerja itu cape. Pulang dari kantor paling sibuk cari makan dan kalau perut sudah kenyang, yah tidur. Kesehariannya seperti itu.

Banyak sebenarnya pengalaman yang bisa saya tuliskan, mulai dari pasang surut - dihapus karena terlalu pribadi - sampai dengan kamar kosan pertama yang penuh tikus.

Mungkin sebaiknya saya bahas terlebih dahulu - dihapus karena terlalu pribadi -.

Pertama saya bingung. - dihapus karena terlalu pribadi -.

Kedua adalah masalah kehidupan saya di jakarta. Tikus.. Tikus.. dan Tikus lagi. Kamar kosan saya yang pertama hanya seluas 6 meter persegi, sempit. Belum lagi lemari dan meja belajar besar yang seakan dijejalkan begitu saja di dalam kamar. Pencahayaannya buruk, sinar matahari hampir tidak bisa masuk ke kamar saya, terhalang rumah besar yang seenaknya nongkrong di samping kamar saya. Dan jangan buat saya mulai menggambarkan lantainya. Pertanyaan yang tepat adalah, lantai apa? Lantai yang berdenyit setiap kali saya injak? Lantai yang terbuat dari kayu berusia 50 tahun? Lantai yang sudah bolong di sana sini? Lantai yang setiap saya injak membuat semua benda dalam kamar ikut bergoyang? Lantai yang hanya ditutupi oleh plastik untuk menutupi semua lubangnya?

Kamar saya berbau apek, karena itu pada hari pertama saya tinggal di sana saya langsung pergi ke carefour, membeli pengharum ruangan. Setelah saya semprotkan ke semua penjuru, ke sudut-sudut yang sulit dijangkau tangan saya, pun setelah saya tutup kamar saya agar baunya mengendap di dinding kamar, bau apek itu tetap tidak hilang. Akhirnya, saya tidur dengan tisu di hidung saya.

Untung saja saya bisa melalui hari pertama.

Esok paginya baru saya sadari satu hal penting. Tidak ada penghuni lain di lantai dua tempat kamar saya berada. Hanya saya. Sepertinya tidak ada yang cukup waras untuk tinggal di tempat seprti itu.

Oh yah, kenapa tikus? Begini ceritanya. Pada awalnya saya sama sekali tidak sadar kalau ada penghuni lain di kamar itu. Setelah beberapa minggu malah, setelah saya merasa cukup nyaman tinggal di kamar jelek itu, saya baru menyadari bahwa ada penghuni lain di kamar itu. Jeruk yang saya beli di alfa mart saya geletakan begitu saja di lantai, sengaja tidak saya habiskan, dengan alasan penghematan. Esoknya, saya terheran-heran karena tiba-tiba di salah satu jeruk itu ada lubang sebesar kelereng marmer. Cukup besar, tapi saya sama sekali tidak menyangka lubang itu hasil ulah tikus. Saya kira cicak, atau seburuk-buruknya manusia kecil yang gemar makan jeruk. Tapi bukan tikus.

Setelah kejadian jeruk itu, secara berturut-turut kue-kue saya habis. Padahal saya tidak pernah merasa memakannya.Saya penasaran setengah mati, sedikit ragu saya untuk mengambil kesimpulan bahwa semua ini adalah hasil ulah seekor tikus. Sampai suatu hari, pada saat saya baru pulang dari Bandung. Ketika saya membuka pintu kamar, tiba-tiba ada makhluk kecil melompat dengan lincahnya dari atas meja, lalu berlari dengan cepat menuju lubang kecil di tembok. Tikus!!

Ada tikus di kamar saya!!! Tanpa pikir panjang saya langsung melaporkan kejadian ini ke Ibu Kos, "Ada tikus yang keluar dari lubang kecil di kamar saya, tikus itu menghabiskan makanan saya." sahut saya datar, "sumpal saja dengan koran lubangnya." Sahut Ibu Kos dengan nada yang lebih datar lagi. OK. Saya sumpal dengan koran dan langsung saya angkat kaki saya untuk mencari kosan lain.

2 comments:

Unknown said...

huuu cupu, baru sama tikus doang udah cabut :D . Gak bermental anak kos sejati lu San :D

aprasetyo said...

ketahuan deh aslinya kamarmu:p tikus itu akan merindukanmu San hehe. San,blogmu tak link ya,thx.